Thursday, January 17, 2008

Menghitung Hari...

Maaf, bukan pengen ngejiplak judul lagu yang dinyanyikan sama Krisadayanti, tapi memang gue sedang menghitung hari. Sejak 17 hari lalu setelah tahun 2008 dimulai, gue sudah memiliki berbagai cita-cita mulia yang gue inginkan terlaksana di tahun 2008 ini. Eh, mulia buat gue tentu saja, tidak berarti mulia untuk semua orang.

Tapi soal cita-cita ini juga perlu ditanyakan. Gue membaca berbagai majalah yang hadir di akhir tahun, beberapa minggu lalu. Bukan karena pengen membaca artikelnya, tapi lebih cenderung ingin dapet hadiah berupa notebook atau agenda atau organizer yang lucu-lucu. Tapi karena sudah beli majalahnya, boong aja kalau gue gak baca artikel-artikel yang ada di dalam majalah itu. Dan dari 5 majalah yang gue beli ... (iya, 5) gue selalu melihat : methamorph your self atau make some resolution, atau change yourself! Intinya adalah : mari kita rubah diri kita (menjadi lebih baik tentunya) di awal tahun ini. Nah, ini jadi menimbulkan pertanyaan buat gue.

"apakah perubahan yang baik itu harus diawali pada awal tahun?"

Kalian pasti setuju jawabannya adalah tidak. Karena, beberapa waktu lalu gue sempet menulis soal perubahan. Perlukah dibahas lagi? tentu tidak. Toh kalian sudah tau perubahan itu pasti terjadi kok. Jadi gak perlu dipanjanglebarkan.

Kenapa gue menghitung hari? Karena inilah jeleknya gue. Gue selalu menepatkan sesuatu sebagai "starting point". Entah itu tahun baru, Idul Fitri atau apapun, sebagai langkah awal menuju perubahan. Contoh deh. Hari Sabtu adalah hari dimana gue harus kuliah, menjejalkan otak pada omongan dosen dan berdoa semoga gue bisa ngerti apa yang Beliau omongin serta berdoa lebih keras lagi ketika sudah tiba musim ujian. Nah, tiap hari Sabtu, selalu ada tugas yang dibawa pulang untuk dikumpulkan pada minggu depannya. Istilahnya PR. Seharusnya, gue bisa ngerjain tugas itu pada hari Minggu kan? Atau Senin. Sehingga pada hari Sabtunya gue sudah siap lagi melakukan rutinitas Sabtu. Kenyataannya adalah, gue selalu beranggapan ada hari esok. "Buat apa mengerjakan sesuatu sekarang, bila bisa dikerjakan nanti?" I know... I know... jelek banget emang... Nah disinilah... gue selalu menetapkan hari 'starting point'. Hari Jumat adalah batas akhir tugas itu selesai. Jadi ya... kerjain aja hari Jumat. Keteteran? Sudah pasti. Sama juga ketika gue menganggap hari jadi gue sebagai "starting point" untuk melakukan perubahan itu.

Buat gue, perubahan yang gue 'canangkan' pada saat tahun baru kemarin menjadi sia-sia belaka, karena gue selalu beranggapan bahwa perubahan dilakukan ketika gue mendapat 'ilham' untuk berubah. Ketika gue sedang "semangat' untuk melakukan perubahan. Jadi, awal tahun bukan sesuatu yang pasti untuk melakukan perubahan. Karena, setelah awal tahun itu lewat menjadi tanggal 17 januari seperti hari ini, toh resolusi itu belum terpenuhi. Hihihih...

Jadi apa yang salah ya? Memanajemen waktu adalah pekerjaan yang sulit. Pun bagi orang pengangguran seperti gue ini. Padahal kegiatan yang pasti gue lakukan adalah cuma hari Sabtu. Berbeda dengan orang lain diluar sana yang punya seabreg kegiatan. Dan mereka bisa lho, mencanangkan atau merencanakan hari-hari mereka dengan baik. Misalnya nih: Hari Senin, jadwal utamanya adalah meeting, Hari Selasa, jadwal utamanya adalah menemui klien, Hari Rabu waktunya agak santai dan hang out karena "ladies day" (bagi kaum hawa) dan bagi kaum Adam, juga hang out karena mereka pasti menemui banyak ladies di tempat hang out. (ngaku luuuu...) Hari Kamis ke Gym, untuk fitness. Hari Jumat hang out lagi, untuk menyambut datangnya weekend. Hari Sabtu, ke salon, atau bengkel, Hari Minggu, santai di rumah sama keluarga. Sedangkan gue? jangan tanya deh. Dari hari Minggu - Jumat adalah waktu dimana gue bisa sendirian di rumah, menulis (sebagai hobby) atau sekedar bersosialisasi dengan para chatters di dunia maya. Hmmm... ada yang salah di sini.

Tapi gue sadar, yang sepenuhnya salah adalah gue. Gue sudah berada di zona nyaman banget, sehingga ketika gue sadar harus melepaskan diri dari zona itu, gue takut. Takut kalau gue akan kehilangan zona nyaman ini. Tulisan ini tentang apa sih? Sebenernya gue cuma pengen mengungkapkan pada diri sendiri, bahwa banyak waktu gue yang terbuang sia-sia. Ini cuma buat merefleksikan diri saja. Bahwa ternyata manajemen waktu itu perlu. Mumpung masih single, (which I hope not for long), mumpung masih bisa berpikir dan masih bisa belajar lagi.

Yuk, jangan canangkan 'starting point' lagi! Apa yang bisa kita lakukan sekarang, lebih baik dilakukan, daripada nunggu entar... Kita gak tau sampai kapan kita bisa hidup. Jadi, yuk, berubah. Demi kita sendiri.

Nah, mau liat gue berubah? Tunggu setelah hari sabtu ya... (lho.. kok?) hihihihihi....


No comments: